Jumpa Tarsius Si Primata Setia Di Tandurusa, Bitung - Meski sering disebut sebagai monyet terkecil di dunia, tarsius bukanlah keluarga monyet.

Jenis primata kecil ini masuk didalam genus Tarsius dan famili Tarsiidae. Satwa dengan panjang 10 hingga 15 centimeter dan berat sekitar 80 gram yang matanya besar layaknya burung hantu dan ekornya menyerupai ekor tikus ini mampu melompat hingga tiga mtr. berasal dari satu pohon ke pohon lain.
Binatang yang kepalanya mampu memutar hingga 180 derajat ke kanan dan kiri layaknya burung hantu ini sudah langka. Di dunia tersedia sembilan type tarsius, dua di antaranya tersedia di Filipina dan sisanya tersedia di Sulawesi.
Di Sulawesi, tarsius antara lain mampu dicermati di Taman Margasatwa Tandurusa di Bitung, Sulawesi Utara. Taman margasatwa milik Imam Sulisman ini melindungi dua pakai tarsius type Tarsius tarsier atau Tarsius spectrum.
Dua pakai tarsius yang ditemukan warga di hutan sekitar Tandurusa itu dirawat di sana sejak tiga bulan lalu. "Mereka bakal dirawat di sini hingga berkembangbiak. Setelah itu bakal kita lepas lagi ke alam bebas," kata Bella Gumolung, cucu pemilik taman margasatwa.
Siang hari binatang-binatang itu tidur, dan baru beraktivitas terhadap malam hari. Matanya yang besar, lebih-lebih lebih besar ketimbang otaknya, membuat makhluk nokturnal itu mampu melihat dengan tajam didalam kegelapan malam.Tarsius kebanyakan diberi makan belalang atau ayam di Taman Margasatwa Tandurusa, yang sehabis tiga bulan mengizinkan pengunjung masuk ke kandang untuk melihat primata langka tersebut.

Terancam
Populasi tarsius di Sulawesi Utara sudah tidak banyak. Kerusakan hutan, habitat mereka, dan perburuan membuat populasi tarsius semakin terdesak.
Selain itu tarsius susah bertahan sebab rentang hidupnya cuma 14 tahun, cuma mampu miliki satu keturunan sepanjang hidupnya, dan bakal mati kalau pasangannya mati. Binatang ini setia, cuma miliki satu pasangan sepanjang hidup. Saking setianya, tarsius bakal mati kalau pasangannya mati, atau kalau keduanya terpisah jauh.
Tarsius juga 25 primata paling terancam di dunia. Pemerintah juga sudah memasukkan seluruh taksa hewan itu didalam perlindungan didalam Peraturan Pemerintah No. 7/1999 mengenai Pengawetan Jenis Tumbuhan danSatwa dan Undang-Undang No. 5/1990 mengenai Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
Populasi tarsius di Sulawesi Utara sudah turun drastis, berasal dari 3.500 tahun 1998 menjadi cuma 1.800 terhadap 2008. Tanpa usaha nyata-nyata untuk melindungi dan melestarikannya, primata kecil yang setia itu mampu tinggal cerita terhadap suatu masa.